Rabu, 17 Desember 2008

Spiritualitas Seorang Pendaki















Pendakian atau perjalanan apapun bentuknya bisa jadi catatan intim seseorang, apalagi jika itu sesuatu yang jarang dilakukan oleh kebanyakan orang. Sudah menjadi tabiat manusia bahwa kita dikaruniai rasa ingin tahu, kekaguman dan merasa tertantang melakukan sesuatu dan bisa jadi pendakian adalah salah satu jalan untuk melampiaskan hasrat itu, tetapi disisi lain manusia selalu mencari kebutuhan akan kedamaian dan ketenangan. Atas dasar itulah manusia rela mempertaruhkan apa saja termasuk kehilangan nyawa, entah berapa orang yang jadi korban dari yang tercatat secara monumental sampai-sampai yang tak terlacak keberadaannya, akan tetapi dari orang-orang seperti itulah sejarah dan tempat-tempat misterius umat manusia ini perlahan-lahan mulai terkuak, walaupun kebanyakan dari kita kadang malah mencibirnya.
Ambil contoh kecil saja apa yang dilakukan oleh para pendaki yang berada dalam foto, mungkin ini bisa merepresentasikan hasrat manusia yang ingin tahu dan merasa tertantang atau malah ini sebuah jalan alternative disaat lingkungan kita sudah mulai tidak ramah, bising, rumit dan penuh ritualitas yang membosankan, seolah-olah tidak ada celah buat berpikir tenang dan menyendiri bersama udara yang menyegarkan. Lingkungan yang selalu menuntut perubahan memang memberi dampak pada manusia untuk selalu bergerak cepat, saat-saat seperti itu kadang malah mendesak dan menekan kita habis-habisan, hingga kehilangan apa yang namanya kelembutan, romantisme, dan rasa syukur. Menjelajah, mendaki atau melakukan expedisi ketempat-tempat yang jarang atau belum terjamah mungkin bisa mengembalikan diri kita lagi pada posisi awal, seperti alam yang bergerak apa adanya, menemukan energy alam yang masih suci,tak dicemari oleh tanan-tangan jahil dan tak berubah kecuali oleh kekuatan Agung dan di Ranu Kumbolo inilah Panji dengan kameranya berusaha mengabadikan alam yang ia inginkan untuk tetap abadi karena di titik itu juga Panji bisa merasa takzim. Dengan pameran bertema Surga Para Pendaki ini memori itu terekam kuat tidak hanya diingatan, tapi dengan kepingan-kepiangan visual ini semoga bisa berbagi tentang cuplikan keindahan dan jika surga itu pernah ada maka belajarlah jadi pendaki.

Kamis, 16 Oktober 2008

Melukis dengan Cahaya

href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihyphenhyphenabTBa98xPpJMUn9LhXHoMrc4W3OEdVsZM3lMl9QnAtl5aQK5zXShwrswUxKcHrUYCY_Ozfkcg9lnL7s20Jeb8-l1HnxmorkSfyaoKgFoOYzWcSS24qNo9UzJibQRnA461B73OKoeKk/s1600-h/Cirebon+Jabar-02102008.JPG">
Istilah Kamera Lubang Jarum bermula dari nama Pinhole Camera yang telah di Indonesiakan, pada dasarnya adalah aplikasi praktis dari prinsp dasar kerja kamera modern. Prinsip tersebut berawal dari penemuan Camera Obscura, yakni prinsip dasar yang ditemukan pertama kali dan banyak digunakan oleh para pelukis naturalis saat itu untuk membantu pencitraan sebuah obyek gambar. Camera=latin for room, obscura=latin for dark. Teknologi ini dinyatakan pertama kali oleh seorang filosofi cina. Moti pada tahun 5 SM ketika berhasil merekam sebuah imagi melalui lubang dari kamar gelap. Di menyebutkan darkend room, a “collection pleace” or the “locked treasure room”. Prinsip ini sebenarnya dikenal lebih dulu oleh Aritoteles 4 SM. Sementara gagasan fotografi modern datang dari Fox Henry Taibot (1800-1877) ketika mempergunakan kamera obscura dan lucida untuk membantu pekerjaanya mebuat gambar di danau Como, Itali.
Saat ini mengembangkan teknologi fotografi memang sudah sampai pada tingkat teknologi digital, tetapi bukan berarti teknologi awal ini sudah ditinggalkan. Diluar negeri teknologi ini tetap dipertahankan sebagai mata kuliah khusus di beberapa institute seni dan fotografi untuk materi dasar yang diharapkan dapat memberikan kontrbusi bagi perkembangan dan inovasi dibidang teknologi fotografi.
Kamera Lubang Jarum sejak awal memang dedikasikan untuk pendidikan fotografi dan inovasi teknologi, lebih tepatnya aktifitas fun, art dan science. Sebuah kamera tanpa lensa yang dapat kia buat dari kayu, kaleng bekas atau sesuai dengan kebutuhan perekamnya, film dan kertas foto. Kamera ini bisa dibuat sekecil mungkin dan besar sekalipun tergantung dari kreasi dan motovasi kita . sangat menyenangkan sekali pekerjaan pembuatan dan desain Kamera Lubang Jarum, terutama ketika kita berhasil melakukan pemotetan dalam hitungan detik untuk film dan hitungan menit untuk media kertas film. Tentu saja objek pemotretanya benda tak bergerak untuk hasil maksimal. Disebut Kamera Lubang Jarum atau Pinhole Camera karena kamera ini berkerja dari sebuah lubang yang mana cahaya pantulan dari objek masuk ke lubang kamera dan ditangkap terbalik oleh media kertas foto atau film dan hal itu akan menghasilkan image gambar. Maka kerja Kamera Lubang Jarum sangat tergantung pada kekuatan cahaya, semakin besar kekuatan cahaya akan semakin cepat proses pemotretannya, dan begitu sebaliknya.

(foto by: Panji/Jipanx05
naskah by: Rifai)


Malang, Jatim, 01 September 2008



Lokasi: Pelabuhan Kejawanan, Cirebon, 26 September 2008



Lokasi: Ranu Kumbolo, Semeru-Jatim, 14 September 2008



Lokasi: Blai Pemuda, Surabaya-Jatim, 25 Agustus 2008



Lokasi: Blai Pemuda, Surabaya-Jatim, 25 Agustus 2008



Lokasi: Blai Pemuda, Surabaya-Jatim, 25 Agustus 2008



Lokasi: Guwa Sunyaragi, Cirebon-Jabar, 02 Oktober 2008



Lokasi: Cirebon-Jabar, 02 Oktober 2008



Lokasi: Gedung Rakyat Slawi, Tegal-Jateng, 15 Juni 2008



Lokasi: Gedung Rakyat Slawi, Tegal-Jateng, 15 Juni 2008



Lokasi: Guwa Sunyaragi, Cirebon-Jabar, 02 Oktober 2008



Lokasi: Bromo Semeru, Jatim, 15 September 2008

Minggu, 21 September 2008

Rabu, 17 September 2008

Freedom Ekspresif



Kebebasan adalah dambaan bagi siapapun yang bernafas di bola rotasi sementara ni..
kebebasan berusaha demi keperfek-an naluri membuat saya terus tertantang mencari arti dari sebuah kata freedom.
Namun di balik itu semua saya mencoba merefleksikan diri pada sebuah kenyatan, apakah akan selalu menjadi air yg tak pernah cape tuk bergerak mengikuti arus namun tak pasti akan berlabuh kemana ato sebagai langit yang menjadi atap dari segala duri dan madu..............(selanjutnya ada di story lainnya Part2..)

Selasa, 09 September 2008

"Refleksi Semu........."


pada dasarnya bayangan tercipta apabila sebuah benda atau apapun tersinar oleh sumber cahaya baik alami maupun buatan.
bayangan menurut gw, sangat alami dan nyata..karna bayangan adalah cerminan dari apa yang direfleksikan dan itensitas ukuran bayangan memiliki kesebandingan dengan intensitas obyek yang kita ciptakan...................(selanjutnya buka di story foto..)
Bayangan adalah cahaya dari objek yang jatuh ke bidang detektor. Intensitas dan ukuran bayangan memiliki kesebandingan dengan intensitas dan ukuran objek yang kita potret